Mengunjungi tempat wisata dengan wahana yang biasa mungkin sudah sering kamu lakukan. Coba hal yang baru dengan melihat festifal unik bersama keluargamu. Festival lentera atau lampion memang membuat siapa pun terkesima. Tapi, tahukah kamu filosofi menarik dibalik acara yang menawan tersebut? Simak penjelasan berikut.
Sejarah Festival
Tidak terasa suasana Imlek tanpa lampu gantung merah merona yang menghiasi seluruh penjuru kota. Pasalnya, tradisi ini sudah sangat lama berbudaya di kalangan kaum Tionghoa. Pemikiran yang sungguh cerdas ini telah tercipta ribuan tahun lalu. Lilin yang menyala ditengah, kemudian dibungkus kain sutera atau kertas agar api tidak tertiup angin.
Lampu cantik ini dipercaya sebagai simbol keberuntungan dan harapan kebahagiaan. Lentera yang diterbangkan ke langit menjadi budaya dalam ritual Buddhisme untuk menghormati para makhluk langit. Pada masa kaisar Dinasi Han Timur, para biksu menyalakan lentera di kuil, setiap tanggal 15 bulan pertama Imlek.
Kemudian kaisar memerintahkan seluruh warga untuk memasang lentera di rumah-rumah mereka. Pada akhirnya di masa Dinasi Tang, Festival lentera dilakukan secara serempak setiap tahunnya. Kini festival diadakan dengan lebih menarik, misalnya perlombaan bentuk lentera yang paling unik atau memecahkan teka-teki yang ditempelkan pada lampu.
Saat ini kaum Tionghoa seluruh dunia kompak mengadakan festival untuk merayakan Imlek setiap tahunnya. Nyala terang dari lentera ini dipercaya menjadi simbol pengharapan keberuntungan, rezeki dan kebahagiaan di tahun yang baru. Festival ini juga dikenal sebagai festival musim semi. Acara ini sangat ditunggu-tunggu setiap tahunnya.
Festival di Indonesia
Di Indonesia sendiri festival lentera biasa dilakukan oleh kaum Buddha. Festival terbesar yang dilaksanakan adalah saat perayaan Waisak di Candi Borobudur. Banyak sekali turis yang berdatangan untuk menyaksikan kemegahan acara ini. Ribuan lentera diterbangkan secara bersamaan sebagai acara inti saat malam tiba.
Selain itu, Kota Semarang juga melaksanakan Festival Banjir Kanal Barat dengan menerbangkan lentera saat pesta tengah malam. Hal itu cukup mengalihkan pandangan mata dari Semarang Night Carnival. Festival lentera juga pernah diadakan saat Festival Lampion Terbang di Solo, Festival Lentera Parangtritis dan Dieng Culture Festival.
Demikian filosofi festival meriah yang sangat berarti dan penuh makna. Kamu dapat mengikuti acaranya jika ingin melihat secara langsung keindahannya. Jika kamu belum punya lentera untuk acara festival, coba kunjungi www.jezinalight.com untuk memilih lampu indah dan unik yang kamu mau.
Leave A Comment